Apakah Anda sering melihat tulisan 220V atau 110-230V pada barang
elektronik di rumah? Atau bahkan Anda pernah memperhatikan papan tanda di
pinggir jalan bertuliskan TM 20kV? Apa ya maksud dari angka-angka tersebut?
Angka-angka beserta satuan Volt (V) tersebut merupakan bagian dari
klasifikasi listrik. Klasifikasi listrik sendiri merupakan suatu pembagian listrik
berdasarkan besar tingkatan tegangannya (range
voltage).
Lalu, bagaimana bisa terjadi perbedaan tingkatan tegangan pada listrik?
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan besar energi listrik yang dibutuhkan oleh
konsumen. Mudahnya saja, kebutuhan listrik rumah tangga untuk kehidupan
sehari-hari tidak akan sama dengan kebutuhan listrik industri yang memproduksi
barang-barang setiap hari dengan target yang tidak sedikit, ya kan? Tentunya
industri seperti ini membutuhkan energi listrik yang lebih besar dan aman untuk
menunjang kelangsungan produksinya.
Standar dalam menentukan klasifikasi tegangan listrik di Indonesia berdasarkan
Standar Perusahaan Listrik Negara atau SPLN 1:1995, antara lain sebagai
berikut:
·
Tegangan Rendah (TR) atau Low Voltage (LV)
·
Tegangan Menengah (TM) atau Medium Voltage (MV)
·
Tegangan Tinggi (TT) atau High Voltage (HV), dan
·
Tegangan Ekstra Tinggi (TET) atau Extra High Voltage (EHV)
Berapa sih batas besaran tegangan dari tiap-tiap klasifikasi di atas?
Tegangan Rendah (TR)
Tegangan rendah atau disebut juga low
voltage merupakan tegangan listrik dengan range tegangan yang berkisar dari
1V-1.000V (1kV).
Tegangan rendah didistribusikan untuk konsumen kalangan bawah misalnya ke
rumah rumah yang pada umumnya membutuhkan tegangan sebesar 220V. Tegangan
rendah disalurkan ke rumah-rumah melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR) menggunakan
kabel pilin atau twisted cable.
Tegangan Menengah (TM)
Tegangan menengah atau disebut juga medium
voltage merupakan tegangan listrik dengan range tegangan yang berkisar dari
1.000V (1kV)-20.000V (20kV). Tegangan menengah terhubung di antara Gardu Induk
(GI) dan gardu distribusi.
Tegangan menengah didistribusikan untuk konsumen kalangan menengah,
terutama pabrik-pabrik industri kelas menengah yang menggunakan motor listrik
untuk kebutuhan produksinya. Tegangan menengah disalurkan ke konsumen melalui
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) berupa Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) atau juga Saluran Kabel Tegangan Menengah
(SKTM) yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
Tegangan Tinggi (TT)
Tegangan tinggi atau high voltage merupakan
tegangan listrik dengan range tegangan yang berkisar dari 20.000V
(20kV)-150.000V (150kV). Tegangan tinggi terhubung di antara gardu induk dengan
gardu induk lainnya. Tegangan tinggi berada dalam saluran transmisi.
Tegangan tinggi disalurkan untuk konsumen kalangan atas yaitu pabrik
industri skala besar yang membutuhkan suplai daya listrik yang besar untuk
menggerakkan motor listrik maupun peralatan lain yang membutuhkan daya yang
besar. Tegangan tinggi disalurkan melalui saluran transmisi berupa menara
transmisi (tower) atau Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) atau juga melalui Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT)
sesuai kebutuhan lapangan.
Tegangan Ekstra Tinggi (TET)
Tegangan ekstra tinggi atau extra
high voltage merupakan tegangan listrik dengan range tegangan yang berkisar
dari 150.000V (150kV)-500.000V (500kV).Tegangan ekstra tinggi umumnya berasal
dari pusat beban dengan skala besar untuk menyuplai banyak cakupan daerah atau
lokasi yang cukup jauh.
Tegangan ekstra tinggi disuplai dari keluaran trafo step-up Gardu Induk
Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) lalu disalurkan ke gardu induk lain melalui
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
Bagaimana? Sudah bisa membedakan tiap-tiap tingkat tegangan dengan baik?
Untuk lebih ringkas, berikut tabel range tegangan:
RANGE TEGANGAN
|
|
TEGANGAN RENDAH (TR) |
1V-1kV
|
TEGANGAN MENENGAH (TM)
|
>1kV-20kV
|
TEGANGAN TINGGI (TT)
|
>20kV-150kV
|
TEGANGAN EKSTRA TINGGI (TET)
|
>150kV-500kV
|
TEGANGAN ULTRA TINGGI (TUT)
*belum ada di Indonesia
|
>500kV
|
Dengan mengetahui klasifikasi listrik, kita dapat memahami range besaran tegangan pada tiap-tiap kelas, sehingga dapat mengupayakan keamanan serta kewaspadaan terhadap berbagai peralatan yang dapat membahayakan diri maupun orang lain.
Komentar
Posting Komentar